Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa
yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada
konsumen (masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan/laba
(profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah untuk memperoleh laba
atau keuntungan (profit).
Belakangan ini banyak orang mulai lebih
melirik dunia usaha ketimbang menjadi karyawan suatu perusahaan. Kesuksesan
finansial yang bisa diperoleh dari membangun usaha sendiri mendorong orang
untuk memilih memulai usaha mereka sendiri. Banyak kisah sukses para pengusaha
yang mulai dari nol dan harus melewati jalan panjang dan berliku sebelum
akhirnya meraih kesuksesan yang bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin
menjajal dunia wirausaha.
Disini penulis ingin berbagi insfirasi
strategi berbisni yang melibatkan Allah dalam membangun kemitraan. pengalaman
yang menarik ditiru dari Ir. Sholah Athiyah di Mesir. membangun bisnis dengan
menjadikan Allah sebagai mitra ke-10, lalu berakhir dengan menjadi 100 persen
karyawan Allah. Bisnisnya berkembang lura biasa, untuk membangun madrasah dan
baitul mal.
Dikisahkan oleh Syaikh DR. Musthafa Dasuki
Kasbah, pakar Wakaf dari al-Azhar University. Di Mesir ada satu kota kecil
bernama Tafahna Al Asyrof. Kota ini merupakan kota kecil yang sepi. Namun atas
perjuangan seseorang yang bernama Sholah Athiyah kota ini menjadi salah satu
kota masyhur di Mesir.
Sholah Athiyah adalah seorang pemuda miskin
dari kota itu. Bahkan ketika ia kuliah hanya mempunyai satu celana panjang. Ia
kuliah di salah satu perguruan tinggi di Mesir mengambil jurusan pertanian.
Setelah selesai ia dan sembilan rekannya bersepakat untuk memulai usaha unggas
dan perkebunan.
Mereka kumpulkan uang sebagai modal masing
masing dengan menjual apapun yang mereka miliki. Termasuk uang dari menjual
perhiasan istri istri mereka. Dan akhirnya uang sedikit demi sedikit berhasil
mereka kumpul. Lalu mereka berpikir, bagaimana kalau sekiranya ada mitra
tambahan agar usaha mereka lebih kuat. Yakni mitra ke-10.
Maka mereka pun mencari ‘mitra ke sepuluh’.
Namun siapakah mitra ke-10 itu?...
Kemudian Ir. Sholah Athiyah mengajukan satu
nama sebagai mitra ke sepuluh mereka, yakni Allah SWT. Dan Allah akan menerima
10% dari keuntungan usaha mereka. Dengan perjanjian Allah yang akan memberikan
(perlindungan, pemeliharaan & pemeliharaan dari segala wabah penyakit.
Kemudian dibuat surat perjanjian dibawah
Notaris lengkap dengan segala klausulnya. Termasuk menyertakan Allah sebagai
mitra kesepuluhnya. Tidak disangka pada tahun pertama bisnis usahanya langsung
meroket. Kemudian merekapun bersepakat kembali menaikan prosentasi keuntungan
kepada mitra kesepuluhnya itu 20% pada tahun berikutnya. Hingga pada akhirnya
tahun tahun berikutnya tembus hingga 50%.
Lantas bagaimana mengalokasikan keuntungan
50% nya itu?. Maka dibangunlah sekolah sekoolah baik putra dan putri dari
tingkat SD hingga SMA. Namun karena keuntungan bisnisnya semakin maju maka
dibuatlah Baitul Maal dikota kecil itu.
Selanjutnya Ir Sholah Atiyah dan kawan
kawannya mengajukan ijin membangun universitas di kota ini. Namun ditolak
dengan alasan tidak adanya infrastruktur penunjangnya bagi para mahasiswanya.
Akhirnya mereka pun mengajukan pembangunan universitas lengkap dengan jalur
kereta, kereta dan stasiunnya atas biaya mandiri. Dan ini akhirnya di setujui.
Akhirnya untuk pertama kali berdirilah
universitas pertama di kota kecil itu. Selanjutnya berdiri universitas
universitas berikutnya plus asrama bagi para mahasiswa mahasiswi yang berjumlah
seribu lebih kamar. Kemudian dibangun baitul Maal kedua dan dampaknya hilanglah
kemiskinan di kota ini.
Setiap panen raya seluruh penduduk kota
diberi sayur mayur gratis. Dan diadakan pula pelatihan bagi para pemuda
pengangguran menjadi petani tangguh. Dan mampu memperoleh hasil yang di eksport
ke negara tetangga.
Dan pada puncaknya Ir Sholah memberikan 100%
keuntungan usahanya untuk Allah SWT sebagai mitra ke-10 nya itu. Dan ia pun
berganti menjadi “karyawan” bagi mitra ke-10 nya itu. Dan ia pun mau menerima
gajinya dengan syarat kepada Tuhannya, agar ia diberikan keistiqomahan bahwa ia
hanya butuh dan meminta kepada-NYA saja.
Cerita diatas kalau dilihat dan dipelajari
setrategi usahanya menurut hukum islam memang sangat diwajibkan, MEMBUKA pintu
rezeki dengan infak atau sedekah, diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam beberapa firman-Nya, antara lain ayat:
- At-Thalaaq (65) : 7. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
- Al-Insan (76) : 8. "Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan".
- Al-Munafiqun (63) : 10. "Dan belanjakanlah (infakkanlah) sebahagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematianku) sehingga waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah (berinfak) dan aku termasuk orang-orang yang soleh!"
- At-Taghobun (64): 16. "Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan infakkanlah nafkah yang baik-baik untuk dirimu. Barangsiapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung".
- Al-Hadid (57) : 7. "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (sebahagian) dari hartanya memperolehi pahala yang besar".
- Al-Hadid (57) : 10. "Dan mengapa kamu tidak menginfakkan (sebahagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allahlah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama antara kamu orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekkah). Mereka lebih tinggi menginfakkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".
- Asy-Syura (42) : 38. "Dan orang-orang yang menerima (mentaati) seruan Tuhannya dan mendirikan sembahyang, dan urusan mereka (diputuskan) dengan syura antara mereka, dan mereka menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".
- Muhammad (47) : 38. "Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah! Maka di antara kamu ada orang yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanya kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang fakir (memerlukanNya), dan jika kamu berpaling nescaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu".
- Saba' (34) : 39. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
- Fathir (35) : 29. "Dan orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sembahyang dan menginfakkan sebahagian dari rezeki dengan diam-diam (sembunyi-sembunyi) dan dengan terang-terang, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi".
- Al-Furqan (25) : 67. "Dan orang-orang yang apabila menginfakkan (hartanya) mereka tidak berlebih- lebihan dan tidak pula terlalu kikir, dan infak itu di pertengahan di antara yang demikian".
- Al-Qasas (28) : 54. "Mereka itu diberi pahala dua kali (kerana beriman dengan Taurat kemudian dengan al-Quran) disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan menginfakkan sebahagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka".
- As-Sajadah (32) :16. "Mereka meninggalkan tempat tidur mereka (ditengah malam) untuk berdoa kepada Tuhan dengan rasa takut dan harapan, dan mereka menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".
- An-Nahl (16) : 75). "Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menginfakkan sebahagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terang, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui".
- Al-Hajj (22) : 35. "Orang-orang yang (patuh kepada Allah) iaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menginfakkan sebahagian apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka".
- Ar-Ra'd (13) :22. "Dan orang-orang yang sabar kerana mencari keredhaan Tuhannya, mendirikan solat dan menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terang serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang mulia)".
- Ibrahim (14) : 31. "Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah beriman! Hendaklah mereka mendirikan sembahyang, menginfakkan sebahagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terang sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan".
- At-Taubah (9) : 121. "Dan mereka tiada menginfakkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan ditulis bagi mereka (amal soleh pula), kerana Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
- At-Taubah (9) : 60. "Sesungguhnya infak (termasuk sedekah dan zakat) itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dipujuk hatinya, untuk yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
- At-Taubah (9) : 79. "(Orang-orang munafik) iaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk bersedekah) selain sekadar kesanggupannya. Maka orang-orang munafik itu menghina mereka, Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih".
- Al-Anfaal (8) : 60. "Apa sahaja yang kamu infakkan pada jalan Allah nescaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)".
- Taubah (9) : 34. "Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib (orang-orang alim Nasrani) benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.
- Ali Imran (3) : 93. "Kamu sekali-kali tidak akan sampai mencapai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya".
- Ali Imran (3): 133-134. "Dan bersegeralah kamu kepada keampunan Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang taqwa. Iaitu orang-orang yang menginfakkan (hartanya) baik diwaktu senang atau di waktu susah, dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan".
- Al-Baqarah (2) : 273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
- Al-Baqarah (2) : 274. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah . Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
- Al-Baqarah (2) : 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
- Al-Baqarah (2) : 271. Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
- Al-Baqarah (2) : 265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
- Al-Baqarah (2) : 267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
- Al-Baqarah (2) : 264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
- Al-Baqarah (2) : 262. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yangdinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
- Al-Baqarah (2) : 263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
- Al-Baqarah (2) : 3. "Adapun orang-orang yang beriman dengan yang ghaib dan mendirikan sembahyang dan menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka".
- Al-Baqarah (2) : 195. "Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik".
- Al-Baqarah (2) : 215. "Mereka bertanya kepada engkau tentang apa yang mereka infakkan, Jawablah! Apa sahaja harta yang kamu infakkan hendaklah diberikan kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa sahaja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui".
- Al-Baqarah (2) : 3. "Adapun orang-orang yang beriman dengan yang ghaib dan mendirikan sembahyang dan menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka".
- Al-Baqarah (2) : 195. "Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik".
- Al-Baqarah (2) : 215. "Mereka bertanya kepada engkau tentang apa yang mereka infakkan, Jawablah! Apa sahaja harta yang kamu infakkan hendaklah diberikan kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa sahaja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui".

Komentar