Perbaikan diri membuat kita lebih mengenal
diri sendiri. Bukan hanya sekedar mengenal, namun juga mengenal jauh lebih
dalam. Siapa lagi yang dapat mengenal diri kita dengan baik, selain diri kita
sendiri.
Peningkatan diri mengharuskan kita untuk
menjadi lebih sadar diri dan lebih mengenal diri sendiri. Itu membuat kita
menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi setiap rintangan yang selalu
meninggalkan hikmah kehidupan untuk menjadi lebih baik. Kesadaran diri adalah
proses yang berkelanjutan, selama kehidupan masih berjalan, kita harus mengenal
diri kita dengan baik. Jadi, untuk terus berada di jalur yang benar dalam
meningkatkan kualitas diri, jangan pernah kehilangan interaksi dengan diri
sendiri.
Agar memperbaiki diri bisa terwujud, kiranya
ada beberapa langkah dapat dilakukan, diantaranya yaitu:
Tobat, yaitu seorang melepaskan diri dari segala
dosa dan maksiat, menyesali semua dosa yang telah dilakukan dan bertekad hati
untuk tidak mengulang di masa mendatang. Allah berfirman: “Wahai orang-orang
yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya,
mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan
kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At-Tahrim: 8).
Muraqabah, yaitu seorang menanamkan di
hatinya bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah pada setiap detik kehidupannya.
Apabila upaya itu terus dilakukan, akan sempurna keyakinannya terhadap
pengawasan Allah. Dia pun yakin bahwa Allah mengetahui rahasia yang
disembunyikan dalam dada dan apa yang dilakukannya secara lahir.
Muhasabah, yaitu menghitung-hitung dan
mengoreksi amalannya. Pada kehidupan di dunia ini, seorang muslim beramal siang
dan malam untuk meraih keridhaan Allah dan surga-Nya. Dunia ia jadikan sebagai
lahan amal untuk meraih harapan tersebut. Dia akan memandang hal yang
diwajibkan oleh Allah layaknya seorang pedagang yang memandang modalnya. Ia
juga melihat amalan-amalan sunnah seakan-akan seorang pedagang yang melihat ada
keuntungan dari pokok atau modal dagangannya. Tak lupa pula, ia memandang dosa
dan kemaksiatan ibarat kerugian dalam dagangan. Lalu di sore hari dia merenung
sesaat untuk memeriksa amalannya. Apabila ia melihat ada kekurangan pada
perkara wajib (modal pokok), ia pun mencela dirinya lalu berusaha menambal
kekurangannya. Jika bisa diganti, ia pun menggantinya. Jika tidak mungkin, ia
akan menambalnya dengan memperbanyak amalan sunnah. Apabila ternyata kekurangan
ada pada amalan sunnah, dia pun berusaha menggantinya dan menambalnya.
Seandainya ia melihat kerugian pada dirinya karena melakukan hal yang dilarang
agama, ia akan meminta ampun kepada Allah. Menyesali perbuatannya, kembali
kepada jalur yang benar, dan melakukan kebaikan yang sekiranya bisa memperbaiki
apa yang telah rusak.
Mujahadah, yaitu berupaya mengekang hawa
nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan. Hawa nafsu lebih menyukai sikap
bersantai-santai dan bermalas-malas serta menyimpangkan hati agar terjerumus
dalam kesenangan maksiat sesaat, padahal setelahnya adalah kebinasaan. Seorang
muslim yang tahu kondisi hawa nafsu yang seperti ini niscaya akan mempersiapkan
diri untuk melawannya. Apabila hawa nafsunya mendorongnya untuk bermalas-malas,
ia meletihkan dirinya (dengan perkara yang positif). Apabila dirinya
menginginkan syahwat (yang diharamkan), ia mengekangnya. Jika dirinya
meremehkan amal ketaatan, ia menghukum dirinya dengan melakukan yang
diremehkannya. Intinya, ia mengejar apa yang tertinggal. Dengan upaya seperti
ini, dirinya akan bersih. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang
berbuat baik.” (al-Ankabut: 69) (Disarikan dari Kitab Minhajul Muslim,
al-Jazairi hlm. 91-96).
Mengenali diri sendiri adalah kunci dasar
untuk dapat memperbaiki diri sendiri, jika kita telah mengenali diri kita
sendiri maka kita akan tau dimana kekurangan dan kelemahan kita, dari sana maka
kita akan dapat mempebaiki dan menjaga agar diri kita dapat lebih baik lagi.
Di samping upaya di atas, kita juga hendaknya
tidak lupa bermohon kepada Dzat Yang Maha kuasa agar Dia memperbaiki kondisi
kita serta menambal aib dan kekurangan kita.

Komentar