Konon, tanaman kopi pertama kali ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah yang merupakan bagian dari negara Ethiopia, yaitu Abyssinia. Masyarakat Ethiopia mulai mengkonsumsinya sejak abad ke-9. Pada saat itu kopi belum dikenal luas di dunia. Biji kopi menjadi komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman pada pertengahan abad ke-15. Kopi dipopulerkan menjadi minuman oleh orang-orang muslim. Istilah kopi juga lahir dari bahasa Arab, qahwah yang berarti kekuatan.
Berkat peradabannya yang lebih maju dari
Afrika, Arab membudidayakan kopi sendiri dan mengekspornya ke penjuru dunia.
Orang-orang muslim mulai menyebarluaskan kopi melalui Pelabuhan Mocha, Yaman.
Berdasarkan literatur sejarah kopi, minuman ini sempat menjadi komoditas utama
di dunia Islam. Minuman kopi sangat populer di kalangan peziarah kota Mekah
meskipun beberapa kali dinyatakan sebagai minuman terlarang. Para peziarah
meminumnya untuk mengusir kantuk dan tetap terjaga saat beribadah malam.
Sejarah kopi di Indonesia bermula pada tahun
1696. Pada saat itu, Belanda atas nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)
mendarat di Jawa membawa kopi dari Malabar, India. Kopi yang pertama kali
dibawa itu merupakan jenis arabika. Belanda berusaha membudidayakan tanaman
kopi tersebut di Batavia, tapi gagal karena gempa dan banjir. Mereka tidak
menyerah dan mendatangkan kembali bibit-bibit baru. Perkembangan budidaya yang
cepat membuat Belanda membuka ladang-ladang baru di Sumatera, Sulawesi, Bali,
Timor, dan pulau-pulau lainnya di Hindia Belanda yang saat ini dikenal sebagai
Indonesia.
Pada tahun 1700-an, kopi menjadi komoditas
andalan VOC. Penjualan biji kopi dari Hindia Belanda (Indonesia) meledak hingga
melebihi ekspor dari Mocha, Yaman ke beberapa negara di Eropa. Belanda pun
memonopoli pasar kopi dunia pada waktu itu. Pada saat itu, salah satu pusat
produksi kopi dunia ada di Pulau Jawa. Secangkir kopi kemudian lebih populer
disebut dengan cup of Java atau secangkir Jawa. Kopi memang tidak dapat
dilepaskan dari cerita masuknya penyebaran dan perkembangan sejara Agama Islam
di negara Indonesia.
Secangkir kopi memiliki makna dan arti
tersendiri, kopi memang berwarna hitam dan terasa pahit, minuman kopi akan
tersa nikmat bilah diberi gula namun dalam penyajiannya tetep orang bilang
secangkir kopi meskipun di dalam secangkir kopi itu mengandung unsur gula.
Didalam secangkir kopi itu tidak perna orang menyebut ada kata secangkir
minuman gula kopi atau yang lainnya. Dalam penyebutan secangkir kopi ini
sebenarnya memiliki makna yang tersirat, kopi memang pahit dan berwarna hitam
tapi dia menjadi sesuatu yang banyak orang orang minati dan senangi, penampilan
dan rasa mungkin dia tidak mempesona napun dia bisa memikat orang-orang untuk
menyukainya.
Banyak orang-orang bilang jadilah seperti
gula, rasanya manis tapi dia tidak disebutkan, seperti pribahasa Gula PASIR
memberi RASA MANIS pada KOPI. Tapi orang MENYEBUT nya KOPI MANIS bukan KOPI
GULA. Dalam sudut pandang penulis sebaiknya jadilah seperti KOPI, meskipun rupanya hitam dan rasanya pahit
tetapi orang meyebutnya tetap ada kata KOPI di dalamnya, seperti SECANGKIR KOPI
atau SECANGKIR KOPI MANIS.
Makna yang terkandung di dalam secangkir
MUNUMAN KOPI.

Komentar